MAKALAH
MENULIS KARYA TULIS ILMIYAH YANG BAIK DAN BENAR
Di susun oleh kelompok 1 :
|
|
MOH ARFAN
EFENDI
|
2019.02.02.000.22
|
SYAMSU’DIN
|
2019.02.02.000.23
|
PRODI SISTEM INFORMASI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ISLAM MADURA 2019-2020
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Alhamdulillah
segala puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, sehingga Kami dapat menyelesaikan pembuatan karya tulis ilmiah
ini tepat pada waktunya.
Karya
tulis ilmiah yang berjudul “Penulisan Karya tuis Ilmiah Menggunakan Bahasa
Indonesia yang Baik dan Benar” ini disusun dengan tujuan untuk memenuhi tugas
pelajaran Bahasa Indonesia. Meski kami telah melakukan dengan maksimal, kami
sadar bahwa tidak semua hal dapat kami deskripsikan secara sempurna.
Oleh
karena itu, kami meminta saran dan kritik pada pembaca, agar kedepannya dalam
pembuatan penelitian kami dapat membuatnya dengan bena. Sekian dari kami, Kami
Mohon Maaf yang sebesar besarnya apabila ada kesalahan dalam pembuatan
penelitian kami.
Wasssalamu’alaikum
wr.wb.
Bahasa
Indonesia merupakan bahasa nasional yang merupakan bahasa resmi yang digunakan
dalam pembicaraan dan tulisan-tulisan. Idealnya, dalam kegiatan sehari-hari
kita menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, namun karena Indonesia
merupakan Negara dengan berbagai suku yang bersatu padu, sehingga bahasa-bahasa
khas daerah yang juga dikuasai masing-masing suku menjadi bahasa yang juga
sering sekali digunakan bahkan dalam keadaan formal sekalipun. Selain itu,
pengaruh globalisasi sertsa pergaulan juga mempengaruhi penggunaan Bahasa
Indonesia.
Sering
berkembangnya waktu, penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
percakapan sehari-hari seperti di sekolah kini mulai tersamarkan dengan
pencampuran bahasa lokal maupun asing dengan Bahasa Indonesia itu sendiri hal
ini sudah cukup pelik, dikarenakan sudah semakin kecilnya kesadaran anak bangsa
terhadap pentingnya membiasakan penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan
benar. Menilik dari trend pergaulan saat ini, dalam percakapan sehari hari,
Bahasa Indonesia sudah disisipi pengaruh bahasa daerah, kata serapan dari
bahasa inggris, maupun bahasa pergaulan yang sedang naik daun, yaitu bahasa
“alay”. Atas dasar tersebut, Kami memulai penelitian melalui observasi
(pengamatan) mengenai “Penggunaan Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar”, dengan
harapan hasil penelitian ini dapat menjadi pengingat bagi pembaca untuk terus
membiasakan menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menambah
pengetahuan pembaca tentang penggunaan Bahasa Indonesia yang baik dan benar.
1. Apakah Masyarakat Indonesia telah Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam Kegiatan Sehari-hari mereka?
2. Mengapa kebanyakan Masyarakat menggunakan Bahasa Daerah Mereka Daripada
Menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar?
BAB
II
Pembahasan
Karya tulis ilmiah adalah tulisan yang mengandung
kebenaran secara objektif karena didukung oleh infromasi dan/atau fakta yang
benar dan disajikan dengan penalaran serta analisis yang berdasarkan metode
ilmiah (Hasjim dan Tasai, 1992:9).
Karya tulis ilmiah adalah karya tulis yang
penyusunannya didasarkan pada kajian ilmiah. Penyusunan karya itu didahului
oleh penelitian pustaka dan/atau penelitian lapangan (Sudjiman dan Sugono,
1989:1).
setiap penelitian, baik penelitian lapangan maupun
penelitian pustaka, selalu melalui proses kegiatan:
1. Perancangan, proposal penelitian atau desain penelitian;
2. Pelaksanaan, pengumpulan data, pengolahan data; dan
3. Penyajian laporan hasil penelitian.
Perancangan
adalah tahap menyusun rencana penelitian, desain penelitian, mengajukan usulan
penelitian, menentukan pelaksana peneliti, membuat jadwal penelitian, dan
membuat anggaran penelitian. Perancangan adalah tahap prapenelitian. Pada tahap
ini ditentukan akan mengadakan penelitian lapangan atau penelitian pustaka
dengan berbagai piliahan objek, topik, dan metode penelitian yang digunakan.
Pelaksanaan
penelitian adalah tahap melakukan penelitian dari rencana yang telah
ditentukan. Pada tahap pelaksaan ini peneliti mengumpulkan data dengan berbagai
cara, misalnya melakukan wawancara, menyebarkan kuesioner, perekaman, dan studi
pustaka. Data yang telah dikumpulkan lalu diolah, diklarifikasikan, ditabulasi,
dianalisi, diinterpretasi, dan akhirnya disimpulkan.
Penyajian
laporan hasil penelitian adalah tahap menuliskan hasil peneltian yang telah
dilakukan. Pada tahap penyajian laporan hasil penelitian inilah yang disebut
penulisan karya tulis Ilmiah. Tentu penulisan laporan hasil penelitian ilmiah
didasarkan pada konvensi dan sistematika keilmiahan.
Berdasarkan
panjang atau pendeknya uraian dan kedalaman analisis, karya ilmiah dibedakan
atas:
1. Artikel ilmiah (makalah atau paper), dan
2. Laporan penelitian lengkap (monograf), seperti skripsi, tesis, dan
disertasi.
1. Artikel Ilmiah
Artikel Ilmiah
atau makalah, biasanya ditulis untuk keperluan yang diajukan dalam pertemuan
ilmiah (seminar, symposium, kongres, dan sebagainya) atau untuk dimuat dalam
penerbitan (majalah ilmiah, jurnal ilmiah, dan buku antologi/bunga rampai.)
Asal artikel
ilmiah dapat dari ringkasan laporan lengkap, berasal dari
penelitian/pengamatan/pengalaman nyata yang sederhana, dan juga dapat berasal
dari konsep pemikiran tentang sesuatu hal.isi artikel ilmiah biasanya difokuskan
pada masalah penelitian tunggal yang objektif dengan didukung oleh informasi
yang sudah teruji kebenarannya.
2. Laporan Penelitian Lengkap
Laporan
penelitian lengkap merupakan sebuah tulisan yang berisi uraian tentang topik
tertentu yang lebih mendalam jika dibandingkan dengan artikel ilmiah. Contoh
laporan ilmiah lengkap adalah skripsi, tesis, dan disertasi.
Kiat menulis
karya tulis ilmiah meliputu empat langkah sebagai berikut.
1. Menentukan tema atau topik.
2. Mengelola ide/bahan.
3. Mengembangkan tulisan.
4. Membaca dan menyunting.
1.
Menentukan Tema atau Topik
Sebelum
menentukan tema atau topik, langkah awal menulis adalah si penulis mulai
mengadakan pengamatan atau menjadi pemerhati sesuatu hal atau masalah. Sebelum
menjadi penulis memnag harus menjadi pengamat atau pemerhati terlebih dahulu.
Setelah itu, si penulis lalu berusaha untuk memperoleh ide/gagasan yang akan
ditulis. Ide/gagasan dapat dipeoleh dimanapun, kapanpun, dan dalam keadaan
apapun. Ide/gagasan yang telah diperoleh lalu dipumpukan menjadi suatu masalah.
Pumpunan ide/gagasan yang telah diperoleh lalu dirumuskan menjadi sebuah topik
atau tema. Setelah topik dan tema dirumuskan, si peneliti mengumpulkan data
atau bahan-bahan yang akan ditulis.
2.
Mengelola Ide/Bahan
Mengelola ide
atau bahan yang telah dikumpulkan melalui tahapan: (1) memilih satu topik yang
mantap, (2) memilih satu tema yang menarik, (3) menentukan judul yang
provokatif, (4) membuat kerangka karangan, (5) membuat kartu-kartu data, (6)
menyusun dan memasukkan kartu data ke dalam bab dan subbab-subbab.
3.
Mengembangkan Tulisan
Mengembangkan
tulisan meliputi: (1) memulai menulis dari mana saja, (2) mengusahakan tidak
menyuntik tulisan terlebih dahulu, (3) menghentikan penulisan apabila mood,
gagasan, dan pikiran macet, (4) membuka kembali tulisan (5) menambah dan
mengubah tulisan, dan (6) mambca akhir dan menyunting.
4.
Membaca dan Menyunting
Membaca dan
menyunting merupakan langkah untuk mengoreksi, membaca ulang, memperbaiki ejaa,
kata, kalimat, dan juga wacana yang kita tulis sehingga rapi dansiap diserahkan
kepihak penguji (dosen), ke redaksi surat kabar atau jurnal, atau ke penerbit
buku.
1.
Topik
Topik adalah
pokok pembicaraan atau masalah yang dibicarakan
·
Cara memilih topik yang
baik:
1) Diketahui/dikuasai dengan benar oleh penulis;
2) Ruang lingkupnya terbatas/khusus;
3) Menarik/mimikat perhatian;
2.
Tema
Pengertian tema
dapat dilihat dari sudut karangan yang sudah selesai dan dari sudut arangan
yang belum selesai. Dilihat dari sudut karangan yang sudah selesai, tema adalah
suatu amanat utama yang disampaikanoleh penulis melalui karangannya. Dilihat
dari sudut karangan yang belum selesai, tema adalah suatu perumusan topik yang
akan dijadikan landasan pembicaraan.
·
Tema yang baik mencakup:
a.
Kejelasan: hanya ada satu
topik untuk satu tujuan utama;
b.
Kesatuan: hanya ada satu
gagasan sentral dalam setiap tema;
c.
Perkembangan: dapat dibuat
menjadi kerangka karangan; dan
d.
Keaslian tema dapat dilihat
dari:
1) Pilihan pokok persoalan;
2) Sudut pandang;
3) Pendekatan; dan
4) Rangkaian kalimat serta pilihan kata.
3.
Judul Yang Baik
a. Relevan dengan tema;
b. Provokatif: menimbulkan rasa ingin tahu pembaca;
c. Singkat jelas dan padat.
4.
Contoh Perumusan Topik.
Tema, dan Judul Karya Tulis Ilmiah
Topik: bagaimanakah pendidikan di zaman penjajahan belanda
dan pendidikan di Indonesia dewasa ini.
Tema: perbedaan antara system pendidikan di zaman
penjajahan belanda dan system pendidikan di Indonesia dewasa ini dilihat dari aspek politik, sosial, dan budaya.
Judul: system pendidikan di zaman penjajahan colonial
belanda dan system pendidikan di Indonesia dewasa ini: Tinjauan Aspek Politik,
Sosial, dan Budaya.
Kerangka
karangan ilmiah adalah sebuah rencana kerja yang memuat garis-garis besar
sebuah karangan ilmiah. Karena masih merupakan sebuah rencana, kerangka
karangan masih dapat diubah sesuai dengan perkembangan.
1. Manfaat Kerangka karangan:
a. Menyusun karangan secara teratur dan sistematis;
b. Menghindari penggarapan topik sampai dua kali atau lebih; dan
c. Memudahkan penulis mancari materi pembantu.
2. Langkah-langkah penyusunan kerangka karangan:
a. Merumuskan tema karangan
b. Mendaftarkan topik-topik bawahan
c. Mengevaluasi semua topik:
1) Apakah semua topik bertalian dengan tema;
2) Apakah ada dua topik yang sama;
3) Apakah semua topik sama derajatnya;
4) Mengulangi langkah kedua dan ketiga;
5) Menyusun dengan pola teratur dan sistematis.
3. Pola Kerangka Karangan Ilmiah
Pola kerangka karangan dapat disusun dengan cara pola alamiah dan pola
logis. Pola alamiah disusun sesuai dengan keadaan alam:
(1) Waktu (tahap-tahap kejadian), (2) ruang (bersifat deskriptif), dan (3) topik yang ada (seperti laporan keuangan). sementara itu, pola logis dapat disusun berdasarkan tanggapan pikiran: (1) klimaks dan antiklimaks, (2) kausal/sebab-akibat, dan (3) pemecahan masalah:
(a) deskripsi masalah, (b) analisis, dan (c) alternative jalan keluar (umum khusus, familiaritas).
(1) Waktu (tahap-tahap kejadian), (2) ruang (bersifat deskriptif), dan (3) topik yang ada (seperti laporan keuangan). sementara itu, pola logis dapat disusun berdasarkan tanggapan pikiran: (1) klimaks dan antiklimaks, (2) kausal/sebab-akibat, dan (3) pemecahan masalah:
(a) deskripsi masalah, (b) analisis, dan (c) alternative jalan keluar (umum khusus, familiaritas).
4. Syarat Kerangka Karangan Ilmiah Yang Baik:
a. Tema harus jelas;
b. Setiap unit kerangka karangan hanya mengandung satu gagasan pokok;
c. Pokok-pokok dalam kerangka karangan harus disusun secara kronologis,
logis, sistematis; dan
d. Mempergunakan pasangan simbol yang konsisten.
5. Contoh Karangan Ilmiah:
Tema: Perbedaan antara sistem
pendidikan di zaman penjajahan belanda dan sistem pendidikan di Indonesia
dewasa ini ditinjau dari aspek politik, sosial, dan budaya.
1.
Bahasa karya tulis ilmiah
tidak terikat oleh ruang dan waktu sehigga kapanpun dibaca tetap terasa actual.
2.
Bahasa karya tulis ilmiah
harus menyiratkan jati diri penulisnya yang cendekia, terdidik, intelektual,
terpelajar, atau ilmuwan yang memperlihatkan ciri-ciri bahasa ilmiahnya
(sistematis, logis, jelas, lugas, dan komunikatif).
3.
Bahasa karya tulis ilmiah
harus menunjukkan sikap penulisnya yang hormat kepada pembaca. Sikap hormat
penulis itu ditunjukkan oleh adanya pemakaian bahasa baku atau standar. Ciri
bahasa baku atau standar adalah memiliki sifat keantapan dinamis, yaitu berupa
kaidah dan aturan yang tetap dan mantap (mengacu pada tata aturan yang ada,
misalnya Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia yang Disempurnakan,Pedoman Umum Pembentukan Istilah, Tata Bahasa Baku
Bahasa Indonesia, dan Kamus Besar
Bahasa Indonesia).
4.
Bahasa karya tulis ilmiah
harus berdasarkan pada kenyataan yang ada (objektif, aktual), dalam situasi
resmin dan topik yang dibicarakan juga bersifat serius, misalnya membahas satu
pokok permasalahan tentang pemerintah daerah.
1.
Lugas dan Jelas
Artinya, kata dan kalimat
digunakan sederhana, tanpa basa-basi, tidak mengandung makna ganda, dan tidak
memberi kemungkinan salah tafsir.
2.
Ringkas
Bahasa karya tulis ilmiah
menghindari ulangan yang tidak perlu atau kata yang tidak bermakna apa-apa,
seperti adapun dan di mana. Bahasa karya tulis ilmiah
dikatakan ringkas bukan berarti boleh digunakan singkatan atau akronim yang terlalu
khas atau tidak umum, serta dapat diwujudkan dalam bentuk tabel atau diagram.
3. Lengkap
Penulis laporan
karya ilmiah tidak membiarkan pembaca bertanya-tanya tentang maksud suatu
pernyataan yang tidak lengkap. Semua data yang perlu harus dikemukakan; sesuatu
yang berkebihan harus ditinggalkan.
4. Teliti
Penulis laporan karya ilmiah itu menggunakan data, menuliskan nama orang, nama tempat, alat, serta pemakaian ejaan dan tanda baca secara cermat dan tepat, tidak boleh ceroboh.
Penulis laporan karya ilmiah itu menggunakan data, menuliskan nama orang, nama tempat, alat, serta pemakaian ejaan dan tanda baca secara cermat dan tepat, tidak boleh ceroboh.
5. Sistematis
Pengungkapan gagasan atau pikiran hendaknya dilakukan menurut urutan yang teratur dan tertata sebagai berikut.
Pengungkapan gagasan atau pikiran hendaknya dilakukan menurut urutan yang teratur dan tertata sebagai berikut.
a. Urutan kronologi, yaitu urutan berdasarkan waktu, saat, masa, kala;
b. Urutan kausal, yaitu urutan berdasarkan sebab akibat;
c. Urutan sintetis, yaitu urutan yang mengutarakan hal-hal yang bersifat
khusus, kemudian ke hal-hal yang bersifat umum; atau sebaliknya urutan
analitis, yang mengutarakan hal-hal yang bersifat umum, lalu ke hal-hal yang
bersifat khusus;
d. Urutan apresiatif, yaitu urutan berdasarkan pemilihan baik buruk, untung
rugi, berguna tidak berguna, benar salah, dan berharga tidak berharga atau
bernilai tidak bernilai; dan
e. Urutan lokal/ruang, yaitu urutan berdasarkan ruang, tempat, daerah, atau
area.
6. Terpadu
Artinya, semua
permbicaraan atau pembahasan tertuju kesuatu sasaran, tanpa ada pencampuran
dengan hal yang berada di luar masalah yang dibicarakan. Kalau perlu
dicantumkan hal yang berfungsi sebagai pendukung dalam laporan karya tulis
ilmiah itu, misalnya cacatan kaki, cacatan akhir, dan rujukan.
BAB III
Penutup
Berdasarkan dari
pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa :
1.
Karya
tulis ilmiah mempunyai jenisnya yaitu artikel ilmiah yang meliputi makalah,
serta laporan penelitian lengkap yang meliputi skripsi, tesis, dan disertasi.
2.
Dalam
penulisan Karya Tulis Ilmiah kita harus mengetahui tahapan-tahapan serta
mengumpulkan data dari berbagai sumber, misalnya wawancara, menyebarkan
kuesioner, perekaman, maupun studi pustaka agar karya tulis ilmiah menjadi
komplek dan berdasarkan fakta.
3.
penggunaan
bahasa dalam karya ilmiah kita diharuskan menggunakan bahasa baku dan juga penggunaan
bahasa haruslah logis dan jelas, ringkas, lengkap, teliti, sistematis, serta
teerpadu agar dapat mudah dimengerti oleh pembaca.
Dalam penulisan
makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, baik dari segi penulisan maupun
dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga masih perlu ditambahkan.
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para pembaca agar dapat
memberikan kritikan dan saran yang bersifat membangun.
Daftar Pustaka
Santosa, Puji et
al. 2003. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
SIL Internasional
Cabang Indonesia. 2006. Bahasa-Bahasa di Indonesia. Jakarta: SIL Internasional
Cabang Indonesia.